Kawasan
pesisir Selatan Jawa Barat secara fisiografi merupakan bagian dari zona jalur
pegunungan selatan Jawa Barat yang memanjang dari Ujung Kulon dan Segara Anakan
di bagian Timur. Zona ini dicirikan oleh perbukitan yang terjal dengan pantai
yang juga terjal dan pada beberapa tempat dijumpai dataran-dataran pantai yang
cukup luas. Secara umum morfologi daerah pesisir selatan dapat dibagi menjadi
tiga tipe: morfologi dataran pantai, morfologi perbukitan bergelombang, dan
morfologi karst. Morfologi dataran pantai Kawasan ini umumnya datar. Pada
umumnya satuan ini memiliki luasan yang kecil (sempit), kecuali di daerah
Pelabuhanratu, Cidaun, Rancabuaya, Cipatujah, dan Pangandaran. Batuan penyusun
satuan ini berupa pasir, lempung, lanau, dan kerikil sebagian mengandung cangkang
moluska dalam keadaan lepas (unconsolidated rock).
Secara umum pasir besi yang terdapat
di pantai Cipatujah ini terdiri dari mineral opak yang bercampur dengan
butiran-butiran dari mineral non logam seperti, kuarsa, kalsit, feldspar,
ampibol, piroksen, biotit, dan tourmalin. mineral tersebut terdiri dari
magnetit, titaniferous magnetit, ilmenit, limonit, dan hematit, Titaniferous
magnetit adalah bagian yang cukup penting merupakan ubahan dari magnetit dan
ilmenit. Mineral bijih pasir besi terutama berasal dari batuan basaltik dan
andesitik volkanik. Kegunaannya pasir besi ini selain untuk industri logam besi
juga telah banyak dimanfaatkan pada industri semen.
Di dalam Ensiklopedi Nasional
Indonesia disebutkan bahwa pasir besi adalah bijih laterit dengan kandungan
pokok berupa mineral oksida besi. Pasir besi biasanya mengandung juga beberapa
mineral oksida logam lain, seperti vanadium, titanium, dan krominum, dalam
jumlah kecil.
Potensi yang dimiliki oleh Desa
Cikawungading ini banyak menarik minat para pengusaha yang ingin mengusahakan
agar dapat menambang. Menurut penelitian pasir besi di daerah Cikawungading
tersebut memiliki kandungan unsure besi yang sangat tinggi sekitar 66,58%.
Tabel Kandungan Pasir Pantai di Daerah
Cikawungading
No
|
Jenis
Kandungan
|
Persentase %
|
1
|
AI2O2
|
3,27
|
2
|
Cr2O4
|
-
|
3
|
Fe2O3
|
66,58
|
4
|
K2O
|
0,14
|
5
|
C2O
|
1,52
|
6
|
MgO
|
5,20
|
7
|
MnO2
|
0,59
|
8
|
NaO2
|
1,07
|
9
|
SiO2
|
7,45
|
10
|
TiO2
|
14,04
|
Sumber: Hasil uji lab Sucofindo, 2 April 2002
Adanya potensi pasir
besi di daerah ini mengakibatkan
berkembangnya kegiatan pertambangan pasir besi.
Para penambang di pertambangan ini
kebanyakan menggunakan alat-alat modern, untuk mengeruk pasir besi
atau sejenis
becko (escapator). Tapi ada juga yang masih menggunakan alat-alat tradisional
seperti sekop dan
cangkul.
Tempat penyedotan pasir
besi Tempat Penyimpanan Pasir sementara
Dampak dari Kegiatan Pasir Besi :
1. Merusak pantai dan vegetasinya
Keadaan
pantai sebelum adanya penambangan pasir besi di daerah Cikawungading menunjukan
kondisi pantai yang begitu alami dan indah , berbagai jenis vegetasi pantai
tumbuh di sepanjang jalur pantai. Tapi kini sudah mulai tergerus oleh kegiatan
penambangan.
2. Rusaknya jalan raya
Kerusakan yang paling parah akibat dari kegiatan pertambangan pasir besi ini adalah rusaknya jalan raya yang menjadi penghubung jalur pantai selatan, keadaan ini menyebabkan arus transportasi barang dan manusia menjadi terhambat. Sejak awal kondisi jalan raya yang menjadi penghubung Cipatujah dan Cikalong sudah rusak dan kini diperparah dengan adanya kegiatan pengangkutan pasir besi, dengan hilir mudiknya truk-truk besar yang mengangkut pasir besi tersebut. Masyarakat menyayangkan keadaan tersebut dimana keadaan ini membuat mereka tidak nyaman.
Kerusakan yang paling parah akibat dari kegiatan pertambangan pasir besi ini adalah rusaknya jalan raya yang menjadi penghubung jalur pantai selatan, keadaan ini menyebabkan arus transportasi barang dan manusia menjadi terhambat. Sejak awal kondisi jalan raya yang menjadi penghubung Cipatujah dan Cikalong sudah rusak dan kini diperparah dengan adanya kegiatan pengangkutan pasir besi, dengan hilir mudiknya truk-truk besar yang mengangkut pasir besi tersebut. Masyarakat menyayangkan keadaan tersebut dimana keadaan ini membuat mereka tidak nyaman.
3. Tingkat polusi udara yang makin meningkat
Hal ini disebabkan oleh hilir
mudiknya truk-truk pengangkut pasir besi yang melintas, yang membawa pasir
tersebut dari daerah cipatujah ke daerah lain, khususnya daerah ciamis dan
sekitarnya.
4.
Rusaknya area persawahan atau pertanian warga
Lahan
pertanian warga menjadi rusak akibat kegiatan pertambangan ini, diduga aliran air
yang ke persawahan menjadi terganggu, akibatnya sawah warga menjadi cepat
kering. Disamping itu area perkebunan yang tadinya rindang oleh kelapa
kini menjadi tandus dan kering.
Budayakan mencantumkan Penulis dan Sumbernya ya.
Jika nama penulis tidak ada paling tidak ya sumbernya harus jelas ^^
Penulis : Dosmaya Ruth Paber Simaremare, Jurusan Pendidikan Geografi 2013
Source by :
Kuliah Kerja Lapangan Universitas Pendidikan Indonseia, Kabupaten Garut
Pic :
Ira Rahayu Camera
http://www.google.com/
0 komentar:
Posting Komentar