Selasa, 12 Agustus 2014

Melihat Fenomena Batu Tumpang di Garut Selatan


Kalian pernah mendengar nama Batu Tumpang ? 
mungkin bagi sebagian warga Garut dan sekitarnya sudah mengenal betul dengan nama Batu Tumpang ini.

Batu tumpang merupakan fenomena geografi hasil dari sedimentasi zaman purba atau zaman tersier . Kesimpulan ini dapat dilihat cir – ciri vulkanik tetapi bukan berbentuk kawah kawah – kawah melainkan bentuk gunung – gunung yang kerucut hasil dari intrusi - intrusi magma.  Intrusi magma tadi tererosi sangat kuat hingga dan menimbulkan singkapan – singkapan batuan yang keras.

Batuan di daerah ini sudah mulai lapuk  secara itensif, khususnya pelapukan kimiawi.  Terlihat dari tanah yang berwarna abu - abu keputih – putihan, ini mendandakan bahwa batu ini merupakan batu ubahan. Dalam proses geologi hal ini dinamakn altrasi atau proses ubahan yang terjadi karena terobosan larutan magma yang kemudian menimbulkan reaksi pada batuan yang dilaluinya. Dari hasil terobosan ini akan menimbulkan proses mineralisasi karena biasanya larutan magma membawa kandungan mineral. Di daerah pengamatan ini  sangat kuat terjadinya proses mineralisasi logam seperti emas, logam dan biji besi. Untuk membuktikan adanya kandungan mineral di daerah ini dengan masih ditemukannya “peti” yaitu penambang emas liar. Penambang emas inio akan menbawa sejumlah tanah yang menggandung biji emas kemudian di bawa ke tempat pemrosesan. Kegiatab peti ini banyak menimbulkan masalah karena dengan henya nermodalkan alat mereka mengeruk gunung tanpa mengetahui akibat dari salah mengabil posisi lokasi npenambangan. Banyak terjadi kerusakan akibat perbuatan peti ini salah satunya adalah longsor dan banyak lokasi yang dibiarkan begitu saja.

                                    Gambar: pengurukan tanah

Tanah yang berwarna abu – abu struktur penyusunnya hampir sama dengan yang ditemukan di daerah kawah kamojang , tetapi ada beberapa perbedaan. Tanah yang berada di kawah Kamojang mengalami proses yang sangat kuat sehingga terjadi proses kaolinisasi sedangkan yang berada di daerah Batu Tumpang ini tidak terlalu kuat sehingga tidak terjadi proses kaolinisasi. Perbedaan ini terjadi karena di daerah Batu Tumpang di temukannya rekahan – rekahan pada batuan yang kemudian didisi oleh larutan sisa magma daei halsil pengisian itu terjadi sebuah reaksi. Kemungkinan dari proses ini larutan magma membawa mineral – mineral penting seperti emas atau perak maka dari itu emas sering ditemukan di tanah yang lapuk.

Gambar : tanah yang menunjukan pelapisan warna yang berbeda

Karena banyak tanah yang lapuk di daerah ini memiliki stuktur tanah yang kurang subur. Indikasi tanah yang kurang subur bisa terlihat dari  keadaan sekitar yakni varietas tanaman yang tumbuh di sekitar sangat sedikit dan tidak terlalu beragam. Warga tidak banyak mengunakan lahan untuk pertanian ataupun perkebunan. Hanya terkihat tanaman sulur yang kemungkinan tanaman labu yang tumbuh di bawah mushola dan tanaman – tanaman perdu. Warna tanah di Batu Tumnpang ini juga tidak gelap maupun coklat tua tetapi hanya coklat muda yang menandakan bahwa tanag telah memasuki fase tanah tua. Karakteristik tanah disini juga  menunjuk pada horizon C yakni tersusun atas bahan induk yang sudah mengalami sedikit pelapukan dan sifatnya sudah tidak subur dan produktif lagi. Di Horizon C juga telahmengalami pencucian sehingga tingkat kesuburannya berkurang.
Daerah perjalana Batu Tumpang – Pameungpeuk akan ditemukan banyak jurang di sisi – sisi jalan/ ngarai. Hal ini terjadi karena daerah ini dikontrol oleh bentukan struktural. Di daerah Batu Tumpang ini terdapat juga vulcanik neck atau keher vulkanik yang merupakan bekas terobosan magma yang membeku kemudian tererosi sehingga hanya tersisa batuan hasil erosi saja.
Vegetasi yang tumbuh disepanang perjalana daerah Batu Tumpang hingga Pameungpeuk cukup beragam meliputi:

Pohon Pinus
Tanaman Herbal
Tanaman Perdu
Pohon Bambu
Talas
Pakis
Paku
Suplir
Pohon isang
Pohon Singkomg
Pohon Aren    
Pohon Mangga
Pohon Jambu
Pohon Nangka
Pohon Jati
Pohon The
Pepohonan buah ditemukan di daerah pemukiman warga. Hal yang unik di daerah ini di temukan Huma atau padi yang di tanam bukan pada tanah basah tetapi pada tanah kering. Perusakan yang teramati meliputi perusakan lahan dengan pengerukan tanah, dan penebangan pohon. 

walaupun hanya menjelaskan tentang Batu Tumpang dan sekitarnya, sebenarnya Batu Tumpang pun memiliki beberapa potensi yaitu potensi wisata dan potensi perkebunannya.
karena batu tumpang memiliki pemandangan yang indah ditambah dengan warung-warung yang menyediakan berbagai makanan tradisional khas disana, dan juga dalam segi perkebunana disekitar area batu tumpang memiliki berbagai perkebunan teh maupun kopi . jika saja keindahan dan potensi dari batu tumpang ini dapat menarik perhatian investor ataupun pemerintah daerah dapat memperhatikan dan memanfaatkan potensi ini bukan tidak mungkin PAD dari Garut sendiri akan bertambah.

Budayakan mencantumkan Penulis dan Sumbernya ya.
Jika nama penulis tidak ada paling tidak ya sumbernya harus jelas ^^


Penulis : Defy Fatimah, Herwan Derry Kartin Putra, Jurusan Pendidikan Geografi 2013
Source by :
Kuliah Kerja Lapangan Universitas Pendidikan Indonesia, Batu Tumpang, Garut Selatan
Pic :
Defy Fatimah,Ira Rahayu Camera

0 komentar:

Posting Komentar