Kalian pernah mendengar nama Batu Tumpang ?
mungkin bagi sebagian warga Garut dan sekitarnya sudah mengenal betul dengan nama Batu Tumpang ini.
Batu tumpang merupakan fenomena geografi
hasil dari sedimentasi zaman purba atau zaman tersier . Kesimpulan ini dapat
dilihat cir – ciri vulkanik tetapi bukan berbentuk kawah kawah – kawah
melainkan bentuk gunung – gunung yang kerucut hasil dari intrusi - intrusi
magma. Intrusi magma tadi tererosi
sangat kuat hingga dan menimbulkan singkapan – singkapan batuan yang keras.
Batuan di daerah ini sudah mulai lapuk secara itensif, khususnya pelapukan kimiawi. Terlihat dari tanah yang berwarna abu - abu
keputih – putihan, ini mendandakan bahwa batu ini merupakan batu ubahan. Dalam
proses geologi hal ini dinamakn altrasi atau proses ubahan yang terjadi karena
terobosan larutan magma yang kemudian menimbulkan reaksi pada batuan yang
dilaluinya. Dari hasil terobosan ini akan menimbulkan proses mineralisasi
karena biasanya larutan magma membawa kandungan mineral. Di daerah pengamatan
ini sangat kuat terjadinya proses
mineralisasi logam seperti emas, logam dan biji besi. Untuk membuktikan adanya
kandungan mineral di daerah ini dengan masih ditemukannya “peti” yaitu penambang emas liar. Penambang emas inio akan menbawa
sejumlah tanah yang menggandung biji emas kemudian di bawa ke tempat
pemrosesan. Kegiatab peti ini banyak
menimbulkan masalah karena dengan henya nermodalkan alat mereka mengeruk gunung
tanpa mengetahui akibat dari salah mengabil posisi lokasi npenambangan. Banyak
terjadi kerusakan akibat perbuatan peti
ini salah satunya adalah longsor dan banyak lokasi yang dibiarkan begitu saja.
Gambar: pengurukan tanah
Tanah yang berwarna abu – abu struktur
penyusunnya hampir sama dengan yang ditemukan di daerah kawah kamojang ,
tetapi ada beberapa perbedaan. Tanah yang berada di kawah Kamojang mengalami
proses yang sangat kuat sehingga terjadi proses kaolinisasi sedangkan yang
berada di daerah Batu Tumpang ini tidak terlalu kuat sehingga tidak terjadi
proses kaolinisasi. Perbedaan ini terjadi karena di daerah Batu Tumpang di
temukannya rekahan – rekahan pada batuan yang kemudian didisi oleh larutan sisa
magma daei halsil pengisian itu terjadi sebuah reaksi. Kemungkinan dari proses
ini larutan magma membawa mineral – mineral penting seperti emas atau perak
maka dari itu emas sering ditemukan di tanah yang lapuk.
Gambar : tanah yang menunjukan pelapisan warna yang
berbeda
Karena banyak tanah yang lapuk di daerah
ini memiliki stuktur tanah yang kurang subur. Indikasi tanah yang kurang subur
bisa terlihat dari keadaan sekitar yakni
varietas tanaman yang tumbuh di sekitar sangat sedikit dan tidak terlalu
beragam. Warga tidak banyak mengunakan lahan untuk pertanian ataupun
perkebunan. Hanya terkihat tanaman sulur yang kemungkinan tanaman labu yang
tumbuh di bawah mushola dan tanaman – tanaman perdu. Warna tanah di Batu
Tumnpang ini juga tidak gelap maupun coklat tua tetapi hanya coklat muda yang
menandakan bahwa tanag telah memasuki fase tanah tua. Karakteristik tanah
disini juga menunjuk pada horizon C
yakni tersusun atas bahan induk yang sudah mengalami sedikit pelapukan dan
sifatnya sudah tidak subur dan produktif lagi. Di Horizon C juga telahmengalami
pencucian sehingga tingkat kesuburannya berkurang.
Daerah perjalana Batu Tumpang – Pameungpeuk
akan ditemukan banyak jurang di sisi – sisi jalan/ ngarai. Hal ini terjadi
karena daerah ini dikontrol oleh bentukan struktural. Di daerah Batu Tumpang
ini terdapat juga vulcanik neck atau
keher vulkanik yang merupakan bekas terobosan magma yang membeku kemudian
tererosi sehingga hanya tersisa batuan hasil erosi saja.
Vegetasi yang tumbuh disepanang
perjalana daerah Batu Tumpang hingga Pameungpeuk cukup beragam meliputi:
Pohon
Pinus
Tanaman
Herbal
Tanaman
Perdu
Pohon
Bambu
Talas
Pakis
Paku
Suplir
Pohon
isang
Pohon
Singkomg
Pohon
Aren
Pohon Mangga
Pohon Jambu
Pohon Nangka
Pohon Jati
Pohon The
Pepohonan buah ditemukan di daerah
pemukiman warga. Hal yang unik di daerah ini di temukan Huma atau padi yang di
tanam bukan pada tanah basah tetapi pada tanah kering. Perusakan yang teramati
meliputi perusakan lahan dengan pengerukan tanah, dan penebangan pohon.
walaupun hanya menjelaskan tentang Batu Tumpang dan sekitarnya, sebenarnya Batu Tumpang pun memiliki beberapa potensi yaitu potensi wisata dan potensi perkebunannya.
karena batu tumpang memiliki pemandangan yang indah ditambah dengan warung-warung yang menyediakan berbagai makanan tradisional khas disana, dan juga dalam segi perkebunana disekitar area batu tumpang memiliki berbagai perkebunan teh maupun kopi . jika saja keindahan dan potensi dari batu tumpang ini dapat menarik perhatian investor ataupun pemerintah daerah dapat memperhatikan dan memanfaatkan potensi ini bukan tidak mungkin PAD dari Garut sendiri akan bertambah.
Budayakan mencantumkan Penulis dan Sumbernya ya.
Jika nama penulis tidak ada paling tidak ya sumbernya harus jelas ^^
Penulis : Defy Fatimah, Herwan Derry Kartin Putra, Jurusan Pendidikan Geografi 2013
Source by :
Kuliah Kerja Lapangan Universitas Pendidikan Indonesia, Batu Tumpang, Garut Selatan
Pic :
Kuliah Kerja Lapangan Universitas Pendidikan Indonesia, Batu Tumpang, Garut Selatan
Pic :
Defy Fatimah,Ira Rahayu Camera
0 komentar:
Posting Komentar